KISAH NYATA: KERBAU MENANGIS DAN BERLUTUT DI HADAPAN PAK JAGAL TUA
KISAH NYATA: KERBAU MENANGIS DAN BERLUTUT DI HADAPAN PAK JAGAL TUA
Seseorang terkadang tak menyadari apa yang dilakukan. Walau sempat terbesit dalam hati untuk bertindak melawan kebiasaan. Namun, aktivitas rutin yang sudah mendarah daging ditambah karena alasan ekonomi membuat orang tetap melawan suara hatinya.
Begitu juga dalam kisah Pak Tua Jagal dalam cerita ini. Dia bernama Wang Nhi, warga negara Vietnam yang terbiasa memotong kerbau. Hingga pada suatu hari, dia tidak menyangka ada kejanggalan ketika induk kerbau yang mau disembelih menangis dan bersimpuh kepadanya.
Wang Nhi adalah seorang jagal kerbau yang berpengalaman. Setidaknya sudah 30 tahun lamanya dia bekerja sebagai tukang jagal kerbau. Sudah banyak kerbau yang mati di tangannya. Tapi, baru kali ini dia mengalami peristiwa luar biasa yang menyebabkan dirinya berhenti bekerja sebagai tukang jagal, berkat sebuah kejadian pada si kerbau yang menyentuh hatinya.
Pada suatu hari di pagi buta sekitar jam 3, Wang Nhi hendak menyembelih kerbaunya. Di halaman belakang rumahnya ada sebuah kandang yang memuat 20 ekor kerbau. Mereka baru saja dibeli sekitar 10 hari yang lalu untuk digemukkan dan dihilangkan stress nya terlebih dahulu akibat perjalanan.
Kerbau-kerbau yang sudah siap disembelih itu merupakan kerbau tua yang sudah tidak produktif lagi. Sudah tidak bisa lagi digunakan untuk membajak sawah maupun untuk memutar gilingan tebu. Sehingga si pemilik memutuskan untuk menjualnya kepada Wang Nhi.
Saat itu suasana masih gelap, hanya tempat penyembelihan Wang Nhi yang terlihat terang bercahaya.
Sesuai mengasah pisau hinggga tajam, iya mulai melangkahkan kaki menuju salah satu kerbau. Tukang jagal itu disambut suara menguak atau mengeluh "ngooh.... ngooh...." dari si calon korbannya.
Tidak hanya mengeluarkan suara, kerbau betina itu juga mengucurkan air mata dengan derasnya. Tetes demi tetes air mata mengucur ke tanah.
Wang Nhi sempat menatap tajam dan merasa ada hal yang berbeda. Akan tetapi, dia memutuskan untuk tetap berjalan mendekati kerbau itu.
Hal yang membuat hati Wang Nhi tersentuh adalah pada saat tiba-tiba hewan itu bersimpuh di hadapannya. Seakan-akan mengharap iba dan memohon agar dia tidak menyembelihnya.
Sudah beribu-ribu kerbau yang dia sembelih, tapi baru kali ini dia mengalami kejadian aneh seperti itu.
Tangan Wang Nhi mulai bergetar. Namun, dia tetap berusaha seprofesional mungkin. Dia mulai menurunkan badan sambil meletakkan pisau di lantai.
Lalu dia membelai kerbau tersebut sambil berkata, "Bangunlah...!!! Saatnya reinkarnasi. Nanti jangan menjadi hewan ternak lagi. Jika saya tidak memotongmu, tidak ada cara lain untuk menopang ekonomi keluarga. Maafkan aku....."
Kerbau itu berdiam dengan tetap berlinang air mata. Wang Nhi menambahi, "Hai kerbau, tenanglah....!!! Teknik penyembelihanku adalah yang terbaik, tidak bakal menyakitimu. Ini adalah satu-satunya kebaikan yang dapat aku berikan padamu."
Seolah merespon perkataan si jagal, kerbau itu berdiri dan bersuara "ngooh.... ngooh...."
Lalu Wang Nhi memegang lagi pisau dan memantrainya. Dalam sekejap pisau itu menyabet leher kerbau. Kerbau itu jatuh ke tanah tanpa meronta.
Namun anehnya, mata si kerbau tetap membuka.
Seakan sambil menatap Wang Nhi di tengah tuntasnya menjemput ajal, mata kerbau itu berkaca-kaca.
Melihat hal itu, hatinya terasa gusar. Lalu dengan cepatnya dia melakukan proses berikutnya, yaitu menguliti, menyayat, hingga pada saat membedah perut dia menemukan jawaban dari peristiwa itu.
Di dalam perut itu terdapat anak kerbau yang belum terbuka matanya. Tubuhnya yang masih kecil dan ringkih mulai bergerak-gerak. Moncongnya yang imut mulai mengendus-endus mencari air susu.
Tahu hal itu, Wang Nhi dengan spontan meneteskan air mata. Gemuruh dalam hati mulai meledak. Dia mulai menyadari, ternyata induk kerbau tadi memintanya untuk menyelamatkan si anak kerbau.
Setelah mengeringkan air matanya, dengan gesit dia menuju ke kamar, lalu kembali membawa selimut. Lantas, dibungkuslah kerbau kecil itu agar hangat tubuhnya. Sebab, ia lahir prematur dan masih rentan.
Sambil menyelimuti anak kerbau, Wang Nhi berkata kepada induknya, "Tak perlu khawatir, aku akan merawat anak ini dengan baik. Percayalah."
Seakan tahu perkataan Wang Nhi, kerbau tua itu langsung menutup rapat matanya.
Mulai saat itu, Wang Nhi memutuskan untuk pensiun dari tukang jagal. Tak lama setelah itu, dia menutup rumah jagal yang dikelolanya. Dia lebih memilih menjadi seorang peternak atau pembudidaya kerbau sambil membesarkan anak kerbau 'ajaib' itu.
Sembari bermanjaan dengan anak kerbau yang telah sehat itu, Wang Nhi berkata, "Beruntunglah, ibumu memberitahuku. Kalau tidak, kamu ikut senasib dengan kerbau-kerbau lainnya."
TAMAT
**********
Dari perilaku hewan, seseorang yang awalnya 'pembunuh' kerbau menjadi pengembang biak. Suatu hal yang bertolak belakang.
Mari ambil hikmah dari kisah ini. Tajamkan mata batin kita untuk melihat kejadian di sekitar.
Dan jangan lupa, yuk jalan-jalan di Jogja - Bromo - Ijen dan sekitarnya.
Program Tur:
https://www.tripadvisor.com/Attraction_Review-g14782503-d19249470-Reviews-Wahyu_Travel_Indonesia-Yogyakarta_Yogyakarta_Region_Java.html
WhatsApp:
https://wa.me/+628977259517
E-mail:
adiputra_wahyu@yahoo.com
Instagram:
https://www.instagram.com/wahyu_travel_indonesia
Facebook:
https://m.facebook.com/wahyutravelindonesia.co.id/?ref=page_internal&mt_nav=0
Website:
http://wahyutravelindonesia.blogspot.com/?m=1
Seseorang terkadang tak menyadari apa yang dilakukan. Walau sempat terbesit dalam hati untuk bertindak melawan kebiasaan. Namun, aktivitas rutin yang sudah mendarah daging ditambah karena alasan ekonomi membuat orang tetap melawan suara hatinya.
Begitu juga dalam kisah Pak Tua Jagal dalam cerita ini. Dia bernama Wang Nhi, warga negara Vietnam yang terbiasa memotong kerbau. Hingga pada suatu hari, dia tidak menyangka ada kejanggalan ketika induk kerbau yang mau disembelih menangis dan bersimpuh kepadanya.
Wang Nhi adalah seorang jagal kerbau yang berpengalaman. Setidaknya sudah 30 tahun lamanya dia bekerja sebagai tukang jagal kerbau. Sudah banyak kerbau yang mati di tangannya. Tapi, baru kali ini dia mengalami peristiwa luar biasa yang menyebabkan dirinya berhenti bekerja sebagai tukang jagal, berkat sebuah kejadian pada si kerbau yang menyentuh hatinya.
Pada suatu hari di pagi buta sekitar jam 3, Wang Nhi hendak menyembelih kerbaunya. Di halaman belakang rumahnya ada sebuah kandang yang memuat 20 ekor kerbau. Mereka baru saja dibeli sekitar 10 hari yang lalu untuk digemukkan dan dihilangkan stress nya terlebih dahulu akibat perjalanan.
Kerbau-kerbau yang sudah siap disembelih itu merupakan kerbau tua yang sudah tidak produktif lagi. Sudah tidak bisa lagi digunakan untuk membajak sawah maupun untuk memutar gilingan tebu. Sehingga si pemilik memutuskan untuk menjualnya kepada Wang Nhi.
Saat itu suasana masih gelap, hanya tempat penyembelihan Wang Nhi yang terlihat terang bercahaya.
Sesuai mengasah pisau hinggga tajam, iya mulai melangkahkan kaki menuju salah satu kerbau. Tukang jagal itu disambut suara menguak atau mengeluh "ngooh.... ngooh...." dari si calon korbannya.
Tidak hanya mengeluarkan suara, kerbau betina itu juga mengucurkan air mata dengan derasnya. Tetes demi tetes air mata mengucur ke tanah.
Wang Nhi sempat menatap tajam dan merasa ada hal yang berbeda. Akan tetapi, dia memutuskan untuk tetap berjalan mendekati kerbau itu.
Hal yang membuat hati Wang Nhi tersentuh adalah pada saat tiba-tiba hewan itu bersimpuh di hadapannya. Seakan-akan mengharap iba dan memohon agar dia tidak menyembelihnya.
Sudah beribu-ribu kerbau yang dia sembelih, tapi baru kali ini dia mengalami kejadian aneh seperti itu.
Tangan Wang Nhi mulai bergetar. Namun, dia tetap berusaha seprofesional mungkin. Dia mulai menurunkan badan sambil meletakkan pisau di lantai.
Lalu dia membelai kerbau tersebut sambil berkata, "Bangunlah...!!! Saatnya reinkarnasi. Nanti jangan menjadi hewan ternak lagi. Jika saya tidak memotongmu, tidak ada cara lain untuk menopang ekonomi keluarga. Maafkan aku....."
Kerbau itu berdiam dengan tetap berlinang air mata. Wang Nhi menambahi, "Hai kerbau, tenanglah....!!! Teknik penyembelihanku adalah yang terbaik, tidak bakal menyakitimu. Ini adalah satu-satunya kebaikan yang dapat aku berikan padamu."
Seolah merespon perkataan si jagal, kerbau itu berdiri dan bersuara "ngooh.... ngooh...."
Lalu Wang Nhi memegang lagi pisau dan memantrainya. Dalam sekejap pisau itu menyabet leher kerbau. Kerbau itu jatuh ke tanah tanpa meronta.
Namun anehnya, mata si kerbau tetap membuka.
Seakan sambil menatap Wang Nhi di tengah tuntasnya menjemput ajal, mata kerbau itu berkaca-kaca.
Melihat hal itu, hatinya terasa gusar. Lalu dengan cepatnya dia melakukan proses berikutnya, yaitu menguliti, menyayat, hingga pada saat membedah perut dia menemukan jawaban dari peristiwa itu.
Di dalam perut itu terdapat anak kerbau yang belum terbuka matanya. Tubuhnya yang masih kecil dan ringkih mulai bergerak-gerak. Moncongnya yang imut mulai mengendus-endus mencari air susu.
Tahu hal itu, Wang Nhi dengan spontan meneteskan air mata. Gemuruh dalam hati mulai meledak. Dia mulai menyadari, ternyata induk kerbau tadi memintanya untuk menyelamatkan si anak kerbau.
Setelah mengeringkan air matanya, dengan gesit dia menuju ke kamar, lalu kembali membawa selimut. Lantas, dibungkuslah kerbau kecil itu agar hangat tubuhnya. Sebab, ia lahir prematur dan masih rentan.
Sambil menyelimuti anak kerbau, Wang Nhi berkata kepada induknya, "Tak perlu khawatir, aku akan merawat anak ini dengan baik. Percayalah."
Seakan tahu perkataan Wang Nhi, kerbau tua itu langsung menutup rapat matanya.
Mulai saat itu, Wang Nhi memutuskan untuk pensiun dari tukang jagal. Tak lama setelah itu, dia menutup rumah jagal yang dikelolanya. Dia lebih memilih menjadi seorang peternak atau pembudidaya kerbau sambil membesarkan anak kerbau 'ajaib' itu.
Sembari bermanjaan dengan anak kerbau yang telah sehat itu, Wang Nhi berkata, "Beruntunglah, ibumu memberitahuku. Kalau tidak, kamu ikut senasib dengan kerbau-kerbau lainnya."
TAMAT
**********
Dari perilaku hewan, seseorang yang awalnya 'pembunuh' kerbau menjadi pengembang biak. Suatu hal yang bertolak belakang.
Mari ambil hikmah dari kisah ini. Tajamkan mata batin kita untuk melihat kejadian di sekitar.
Dan jangan lupa, yuk jalan-jalan di Jogja - Bromo - Ijen dan sekitarnya.
Program Tur:
https://www.tripadvisor.com/Attraction_Review-g14782503-d19249470-Reviews-Wahyu_Travel_Indonesia-Yogyakarta_Yogyakarta_Region_Java.html
WhatsApp:
https://wa.me/+628977259517
E-mail:
adiputra_wahyu@yahoo.com
Instagram:
https://www.instagram.com/wahyu_travel_indonesia
Facebook:
https://m.facebook.com/wahyutravelindonesia.co.id/?ref=page_internal&mt_nav=0
Website:
http://wahyutravelindonesia.blogspot.com/?m=1
Comments
Post a Comment